Senin, 06 Februari 2012

@Karebosi

Mie Titi neh apa...!

@Karebosi 1

@Karebosi 2

@Karebosi 3

@Karebosi 4

@Karebosi 5

@Karebosi 6

@Karebosi 7

@Karebosi 8


This is about us (read : me and her). Yeahh.. the pictures were takken when we spend our holiday in Makassar. It was so interesting because we can get the sweet memories and capture some pictures for keepsake.

Senin, 05 Desember 2011

EVALUASI STATUS ORGANOLEPTIK DAN BIOKIMIA IKAN MAS (Cyprinus carpio, L.)

EVALUASI STATUS ORGANOLEPTIK DAN BIOKIMIA IKAN MAS (Cyprinus carpio, L.) PADA SUHU PENYIMPANAN YANG BERBEDA








Kelompok 6


Rita Sahara
C34090015
Detti Pujiyanti
C34090016
Muhammad Rafiq W.
C34090044
Moch. Jamil Awal Saputra
C34090045
Nurokhmatunnisa’
C34090062
Margaretha Dominika W.
C34090064
I Wayan Darya Kartika
C34090077













  


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011



1. PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
   Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah membusuk (high perishable).  Hal ini dikarenakan oleh kandungan kadar air sekitar 70-90%  dalam tubuh ikan yang merupakan tempat perkembangbiakkan bakteri sehingga ikan sangat mudah rusak. Hal ini dapat dilihat pada ikan-ikan yang baru ditangkap dalam beberapa jam saja kalau tidak diberi perlakuan atau penanganan yang tepat maka ikan tersebut akan cepat mengalami kemunduran mutu. Oleh karena itu penanganan dalam mencegah terjadinya laju kemunduran mutu ikan dapat ditangani dengan menerapkan C3Q (Care, Cool, Clean, and Quick). Ikan harus ditangani secara hati-hati dalam penanganan menggunakan rantai dingin, bersih,dan secara cepat (Irianto dan Giyatmi 2009).

   Kesegaran ikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan harus menjadi perhatian utama dalam upaya penanganan dan pengolahan hasil perikanan. Ikan dikatakan mempunyai kesegaran yang maksimal apabila sifat-sifatnya masih sama dengan ikan hidup baik rupa, bau, cita rasa, maupun teksturnya. Apabila penanganan ikan kurang baik maka mutu atau kualitasnya akan turun (Junianto 2003).

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 3

Nama   : Rita Sahara
NRP    : C34090015

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 3

1.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan penanganan hasil perairan ?
2.    Sebutkan permasalahan yang dihadapi dalam penanganan ikan di Indonesia, jelaskan dan bagaimana solusi menyelesaikan masalah tersebut !
3.    Bagaimana praktek penanganan ikan di Indonesia ? Bagaimana tahapan-tahapan penanganan hasil perikanan sebaiknya dilakukan ?
4.    Dapatkah rantai penanganan ikan di Indonesia diperpendek, jikalau bisa bagaimana caranya ?

Jawaban

1.         Penanganan hasil perairan merupakan cara yang dilakukan untuk mencegah, memperkecil kerusakan ikan sejak diangkat dari air, selama penyimpanan di atas kapal, pembongkaran, penjualan atau pelelangan dan distribusi hingga saatnya dikonsumsi sebagai ikan basah atau sebagai bahan baku untuk industri pengolahan atau pengawetan.

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 2

Nama   : Rita Sahara
NRP    : C34090015

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 2

1.       Faktor apa yang menyebabkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia rendah?
2.       Sebutkan komposisi ikan yang berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan kesehatan?
3.       Jelaskan cara untuk meningkatkan konsumsi ikan agar manfaat bisa dioptimalkan dalam mencerdaskan dan menyehatkan bangsa?

Jawaban

1.         Mengingat  besarnya potensi perikanan yang negara Indonesia miliki sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan sumberdaya laut memiliki tingkat konsumsi ikan yang tinggi pula. Namun, hal ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Negara kita masih rendah tingkat konsumsi ikannya dibandingkan dengan Jepang. Sungguh sangat ironi. Negara kita yang kaya akan ikan dan sumberdaya perikanan masih tertinggal dalam mengkonsumsi ikan bagi masyarakatnya sendiri.

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan

Nama   : Rita Sahara                                                                                                            
NRP    : C34090015

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 1. 

Pendapat saya mengenai UU No. 31 Tahun 2004.

            Indonesia memilki kekayaan laut yang begitu melimpah. Oleh karena itu untuk mengatur dalam pemanfaatan segala sumber daya alam yang terkandung di dalam bumi kelautan Indonesia yang bisa dimanfaatkan guna kesajahteraan masyaratnya, maka dibuat dan disusun sebuah UU No.31 tahun 2004 tentang perikanan. UU no. 31 tahun 2004 inilah yang mengatur tentang segala maca permasalahan yang berkaitan dengan perikanan negara Indonesia. UU ini dibuat untuk mensejahterakan kehidupan bangsa Indonesia agar segenap warga Indonesia dapat menikmati, mengolah dan mengembangkan kekayaan laut dan perikanan di negara kita sendiri. Dengan melimpahnya sumber daya alam ikan yang ada di laut Indonesia, seharusnya Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki diversifikasi biota laut terbanyak dapat memanfaatkan kekayaan lautnya dan protein hewani khususnya dari ikan-ikan laut dapat terpenuhi.  Namun, nyatanya Indonesia belum bisa mencapai tingkat kesejahteraan itu. Para nelayan masih banyak yang miskin, carut-marut kehidupan mereka masih terlihat. Sumber daya laut kita masih banyak yang belum secara maksimal dikelola. Jepang dengan luas wilayah laut yang tidak lebih besar dari luas wilayah Indonesia malah semakin merajai dan sangat mampu mencukupi kebutuhan protein dalam negeri mereka sendiri.

Kamis, 01 Desember 2011

Karakteristik Kerang Darah (Anadara granosa)



KARAKTERISTIK KERANG DARAH (Anadara granosa)
Rita Sahara (C34090015)
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Tanggal : 24 Maret 2011

ABSTRAK
Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang yang memiliki nilai ekonomis dan kandungan gizi yang tinggi. Kerang darah kaya akan kandungan protein dan mineral yang berpotensi dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik preparasi kerang darah, menghitung rendemen, laju kemunduran mutu, serta komposisi kimia (analisis proksimat) kerang darah. Parameter yang digunakan dalam praktikum ini antara lain berat total, lebar, panjang, tinggi, rendemen cangkang, rendemen daging dan rendemen jeroan. Berdasarkan data yang diperoleh, yaitu berat total (10,48±1,65) gram, panjang (3,22±0,24) cm, lebar (2,59±0,34) cm, tinggi (2,19±0,27) cm, rendemen cangkang 67%, rendemen daging 14% dan rendemen jeroan 19%. Kemunduran mutu yang terjadi pada kijing tersebut dapat dipengaruhi oleh suhu, ukuran, kandungan bahan dan cara penanganannya.  

Kata kunci : analisis proksimat, kerang darah (Anadara granosa), morfologi, rendemen.

Karakterisasi Keong Macan (Babylonia spirata)





KARAKTERISASI KEONG MACAN (Babylonia spirata)

Rita Sahara (C34090015)
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Tanggal : 11 Maret 2011

ABSTRAK
                 Keong macan (Babylonia spirata) merupakan biota yang terdapat di perairan Indonesia yang belum diteliti dan  dimanfaatkan secara maksimal. Keong macan merupakan salah satu komoditas gastropoda yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tubuh di belakang kepala terdiri atas visceral, mantel dan rongga mantel. Praktikum ini bertujuan mengetahui teknik preparasi keong macan (Babylonia spirata), menghitung rendemen, laju kemunduran mutu, serta komposisi kimia (analisis proksimat) keong macan. Parameter yang digunakan dalam praktikum ini adalah rendemen baik daging, cangkang, maupun jeroannyaa menggunakan uji organoleptik dan karakteristik meristik serta morfometrik dari keong macan tersebut. Berdasarkan morfologi dan bentuk meristik keong macan, nilai panjang rata-rata sebesar (38.17±4.71)mm, nilai tinggi rata-rata sebesar (27.25±4.94)mm, nilai dari berat rata-ratanya sebesar (21.04±3.02)mm sedangkan nilai berat total rata-rata yang diperoleh sebesar (11.83±3.82)mm. Nilai rendemen dari jeroan adalah 15%, nilai rendemen dari daging adalah 25% dan nilai rendemen dari cangkang adalah 65%. Analisis proksimat pada keong macan berdasarkan metode kjeldahl yaitu diperoleh kadar abu sebesar 1.40%, kadar air  sebesar  78.44%, kadar protein 17.38%, kadar lemak 0.44%, dan kadar karbohidrat yang diperoleh sebesar 2.34%.

Kata kunci : keong macan (Babylonia spirata, morfologi, meristik, rendemen, kadar protein, analisis proksimat

Komponen Bioaktif Sotong (Sepia sp.)



KOMPONEN BIOAKTIF SOTONG (Sepia sp.)

Rita Sahara (C34090015)

Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Tanggal : 5 Mei 2011

ABSTRAK

Uji fitokimia merupakan suatu uji yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada sampel uji. Sampel uji yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah sotong (Sepia sp.). Dalam percobaan kali ini uji fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkoloid, uji steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, Molisch, Benedict, Biuretdan Ninhidrin. Hasil pengujian alkoloid diperoleh dengan menggunakan pereaksi Dragendorff, pereaksi Meyer dan pereaksi Wagner menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya endapan mearh bata  atau jingga pada uji dragendorff, endapan putih kekuningan pada uji Ninhidrin memberikan hasil positif pada uji Meyer, dan endapan cokelat pada uji Wagner. Pengujian steroid menunjukkan hasil positif dengan terjadinya perubahan warna dari merah menjadi biru/hijau. Pengujian karbohidrat pada uji Molisch menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya warna ungu di antara lapisan asam sulfat pekat dan larutan sampel. Hasil pengujian peptida dengan uji Biuret dan pengujian asam amino pada uji Ninhidrin memberikan hasil positif dengan terbentuknya larutan warna ungu.

Kata kunci : alkoloid, asam amino,  fitokimia, karbohidrat, peptida,

Karakteristik Cumi-Cumi (Loligo sp.)



KARAKTERISTIK CUMI-CUMI (Loligo sp.)
Rita Sahara (C34090015)

Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Tanggal : 11 Februari 2011

ABSTRAK
             Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut.Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti “kaki kepala”, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan yang memilki nilai ekonomis penting. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik preparasi cumi-cumi (Loligo sp.) dan mengetahi rendemen, serta komposisi kiimia (analisis proksimat). Parameter yang ukur antara lain berat total, panjang total, panjang badan, lebar badan, rendemen daging, rendemen organ dalam, rendemen kepala, dan rendemen cangkang. Berdasarkan data yang diperoleh, yaitu berat total 76,38±7,85 gr, panjang total 33,69±2,60 cm, panjang badan 11,91±1,27 cm, lebar  5,82±0,34 cm, rendemen daging 63,50±2,24%, rendemen organ dalam 10,01±1,72%, rendemen kepala 24,65±3,83%, dan rendemen cangkang 3,28±2,25%. Berdasarkan analisis proksimat cumi-cumi (Loligo sp.) yang diperoleh yaitu kadar air 1,40%, kadar abu 78,42%, kadar protein 14,57%, kadar lemak 1,45% dan kadar karbohidrat 4,16%. Cara menghambat laju kemunduran mutu yaitu dengan penggunaan suhu dingin dan menghilangkan bagian jeroan cumi-cumi.   

Kata Kunci : Cumi-cumi ( Loligo sp.), kemunduran mutu, morfometrik, proksimat, rendemen.

Selasa, 29 November 2011

Beberapa Fakta Survei Tentang Facebook



Survei : 79 Persen Pengguna tak bisa Berpisah dari Facebook


Metrotvnews.com, Jakarta : Seberapa tergantungkan anda pada Facebook? Berapa lama anda bisa bertahan untuk tidak berinteraksi dengan facebook? Coed magazine, College Candy and Busted Coverage menggelar studi terhadap 2.500 orang. Hasilnya mengejutkan : 79 persen responden ternyata tidak bisa jauh-jauh dari Facebook. mereka mengaku tidak bisa berpisah seharian atau tidak memakai Facebook, baik lewat komputer atau perangkat mobile.