Kamis, 01 Desember 2011

Komponen Bioaktif Sotong (Sepia sp.)



KOMPONEN BIOAKTIF SOTONG (Sepia sp.)

Rita Sahara (C34090015)

Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Tanggal : 5 Mei 2011

ABSTRAK

Uji fitokimia merupakan suatu uji yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada sampel uji. Sampel uji yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah sotong (Sepia sp.). Dalam percobaan kali ini uji fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkoloid, uji steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, Molisch, Benedict, Biuretdan Ninhidrin. Hasil pengujian alkoloid diperoleh dengan menggunakan pereaksi Dragendorff, pereaksi Meyer dan pereaksi Wagner menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya endapan mearh bata  atau jingga pada uji dragendorff, endapan putih kekuningan pada uji Ninhidrin memberikan hasil positif pada uji Meyer, dan endapan cokelat pada uji Wagner. Pengujian steroid menunjukkan hasil positif dengan terjadinya perubahan warna dari merah menjadi biru/hijau. Pengujian karbohidrat pada uji Molisch menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya warna ungu di antara lapisan asam sulfat pekat dan larutan sampel. Hasil pengujian peptida dengan uji Biuret dan pengujian asam amino pada uji Ninhidrin memberikan hasil positif dengan terbentuknya larutan warna ungu.

Kata kunci : alkoloid, asam amino,  fitokimia, karbohidrat, peptida,





PENDAHULUAN

Sotong (Sepia sp.) merupakan salah satu komoditas hasil perairan yang mengandung senyawa kimia, nilai gizi dan nilai tambah yang berpotensi tinggi untuk dimanfaatkan. Pengujian kandungan senyawa yang dilakukan dapat menentukan nilai guna suatu bahan baku. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan-kandungan senyawa kimia dapat dilakukan dengan uji fitokimia.

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut. Fitokimia, senyawa yang begitu bermanfaat sebagai antioksidan dan mencegah kanker juga penyakit jantung.

Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan zat–zat kombinasi fitokimia ini didalam tubuhmemilikmi fungsi tertentu yang berguna bagi kesehatan. Kombinasi itu antara lain menghasilkan enzim–enzim sebagai penangkal racun, merangsang system pertahanan tubuh, mencegah penggupalan keeping–keeping darah, menghambat sintesa kolesterol dihati, meningkatkan metabolisme hormon, meningkatkan pengenceran dan pengikatan zat karsionogen dalam liang usus, menimbulkan efek anti bakteri.

            Uji fitokimia adalah uji yang digunakan untuk mengetahui hasil metabolit sekunder serta ada tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada uji sampel. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa bahan baku berdasarkan golongannya. Sebagai informasi  awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu bahan baku. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini juga dapat digunakan untuk keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai ekonomi. Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid, saponin (uji busa), uji Molisch, uji Benedict, uji Biuret dan uji Ninhidrin.

            Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada sotong.

METODE

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada Tanggal 5 Mei 2011 pada pukul 15.00 sampai dengan 18.00 dan bertempat di Laboratorium Karakterisasi Bahan Baku Hasil Perairan , Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aquades, H2SO4, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, pereaksi Wagner, kloroform, asetat anhidrat, Mg powder, amil alkohol, alkohol, HCl, etanol 70%, FeCl3 5%, pereaksi ninhidrin, pereaksi molisch, pereaksi benedict dan pereaksi biuret. Bahan baku yang digunakan yaitu sotong (Sepia sp.).
Alat-alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, sudip, rak tabung reaksi, plastik, label, tissue, masker, sarung tangan, kompor listrik, gelas piala, batang pengaduk, dan pipet tetes.


(sepia sp.)






untuk melihat hasil laporan yang lebih lengkap silahkan download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar