Senin, 05 Desember 2011

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 3

Nama   : Rita Sahara
NRP    : C34090015

Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 3

1.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan penanganan hasil perairan ?
2.    Sebutkan permasalahan yang dihadapi dalam penanganan ikan di Indonesia, jelaskan dan bagaimana solusi menyelesaikan masalah tersebut !
3.    Bagaimana praktek penanganan ikan di Indonesia ? Bagaimana tahapan-tahapan penanganan hasil perikanan sebaiknya dilakukan ?
4.    Dapatkah rantai penanganan ikan di Indonesia diperpendek, jikalau bisa bagaimana caranya ?

Jawaban

1.         Penanganan hasil perairan merupakan cara yang dilakukan untuk mencegah, memperkecil kerusakan ikan sejak diangkat dari air, selama penyimpanan di atas kapal, pembongkaran, penjualan atau pelelangan dan distribusi hingga saatnya dikonsumsi sebagai ikan basah atau sebagai bahan baku untuk industri pengolahan atau pengawetan.

2.         Penanganan yang buruk menyebabkan kemunduran mutu ikan, penanganan dimulai dari ikan ditangkap sampai didistribusikan kekonsumen(rantai penanganan). Rantai penanganan di Indonesia sangat panjang dan antara penanganan satu kepenanganan yang lain terlalu lama sehingga ikan di Indonesia kurang layak konsumsi ditambah lagi nelayan Indonesia yang belum mengerti penanganan ikan yang benar. Penanganan yang lambat berarti membiarkan ikan kena pengaruh suhu yang tinggi dan mempercepat pembusukan sehingga keuntungan yang diperoleh nelayan relative kecil. Kecepatan pembusukan yang berbeda antar jenis ikan akan memberikan hasil yang kurang baik apabila hasil tangkapan disimpan secara timbunan dalam keadaan campuran. Untuk memperlambat pembusukan dapat dilakukan dengan mengeluarkan atau membersihkan isi perut atau dengan pemberian es atau penggaraman. Karena komposisi jenis hasil tangkapan bervariasi maka sortasi, penyiangan, pemakaian wadah standar dan lain-lain sulit dilakukan mengingat terbatasnya penanganan diatas kapal. Masalah sanitasi dan sarana penunjang dalam penanganan hasil tangkapan antara lain : 1) Nelayan kurang menghayati pentingnya sanitasi sebagai suatu kebutuhan kehidupan, 2) Dalam menangani produk makanan khususnya ikan dituntut tingakat sanitasi yang tinggi, dan 3) Sarana dan fasilitas penunjang penanganan lainnya masih sangat kurang baik. Penanganan ikan tanpa es dilakukan pada perahu layar dan beroperasi sehari semalam sedangakan penanganan ikan dengan es dilakukan pada kapal motor yang memiliki palka dan beroperasi lebih dari satu bulan. Selama penangkapan es balok dikeluarkan, dihancurkan kemudian ruangannya diganti untuk menyimpan es dan ikan. Selain dengan dua hal tersebut penanganan ikan dapat dilakukan dengan cara penggaraman dan pembekuan.

3.         Pada kenyataannya penanganan ikan oleh para nelayan kita setelah dilakukannya penangkapan belum dilakukan dengan secara baik dan hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya tingkat susut panen (post-harvest losses), yaitu diperkirakan sekitar 27 persen (Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan 2007). Penerapan praktek-praktek penanganan ikan hasil tangkapan yang belum baik adalah seperti (a) tidak dilakukan pengawetan dengan pendinginan terhadap hasil tangkapan 9dengan es atau refrigerasi), (b) jumlah es yang digunakan untuk pengawetan kurang dari yang dipersyratkan, (c) wadah atau palka/peti penyimpanan ikan tidak berinsulasi atau insulasi yang digunakan tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan, dan (d) teknologi pengawetan yang diterapkan tidak sesuai dengan lamanya waktu penangkapan. Sebagai contoh es yang hanya mampu mengawetkan ikan 10-14 hari, tidak sesuai digunakan untuk mengawetkan ikan dengan lama penangkapan sampai 40 hari. Di samping itu, kondisi sanitasi dan higiene yang buruk di tempat pendaratan dan pasar ikan memparah keadaan tersebut.

            Oleh karena itu, penanganan ikan di darat perlu memerhatikan pemilihan lokasi atau kontruksi tempat misalnya jauh dari lokasi pembuangan limbah, dapat menyediakan air bersih, lantai tidak dapat menyerap air dan mudah dibersihkan. Konstruksi, sarana dan fasilitas perlu diperhatikan, seperti penyediaan fasilitas kebersihan dan sanitasi,media dalam penanganan harus halus, kedap air dan tidak berkarat, semua pengangkut ikan basah harus didesain dengan baik. Sedangkan penanganan ikan di atas kapal tidak serumit di darat. Dalam penanganan di atas kapal kita perlu perhatikan lama trip/perjalanan, bentuk penyaluran ikan, dan juga sediakan dan bersihkan serta jaga kebersihan semua peralatan penanganan ikan dan siapkan bahan/fasilitas dalam penanganan ikan seperti wadah dan perlengkapan lainnya. Wadah yang baik harus disesuaikan dengan jenis, ukuran, bentuk ikan dan bentuk penyaluran. Selama ikan di dalam palka rantai dingin tidak boleh terputus hingga ikan sampai ke darat dan pengaturan ikan di dalam palka juga harus di sesuaikan. Dalam penanganan ikan hidup, kontruksi/desain palka dibuat khusus karena digunakan untuk ikan hidup. Sedangkan jenis kerang-kerangan di simpan dalam keranjang kapal baja.
Dalam penanganan yang baik perlu di perhatikan yaitu ;

1.    Di laut /atas kapal
Disain, kontruksi dan bahan kapal ikan serta fasilitasnya, menyediakan fasilitas kebersihan, spesifikasi dari peralatan dan perlengkapan, persyaratan operasi di kapal secara hygienic, penanganan hasil tangkapan di kapal, pembongkaran muatan hasil tangkapan
2.    Di darat
Disain kontruksi dan bahan tempat pendaratan ikan pelabuhan, beserta fasilitasnya. Disain kontruksi dan bahan tempat pelelangan ikan beserta fasilitasnya. Disain kontruksi , tata letak dan bahan dari tempat pengepaka ikan dan pabrik pengolahan ikan

4.         Perlu dipahami bahwa mutu hasil perikanan (ikan) yang terbaik atau ”segar” adalah saat dipanen dimana hasil penanganan atau pengolahan selanjutnya tidak akan pernah menghasilkan mutu yang lebih baik, oleh karena itu cara penanganan pertama saat panen menjadi sangat penting karena akan berarti ikut mempertahankan mutunya selama tahapan distribusi, penanganan dan pengolahan selanjutnya sampai siap dikonsumsi. Rantai penanganan hasil tangkapan ini, dimulai dari operasi penangkapan, penanganan di atas kapal, penanganan di darat, pengeceran, distribusi dan marketing, pengolahan, konsumen hingga marketing. Penanganan hasil perairan ini merupakan penanganan rantai panjang. Seharusnya penanganan rantai panjang ini dapat diperpendek karena untuk menghambat proses kemunduran mutu hasil perairang dengan cepat. Penanganan rantai pendek ini dapat dilakukan dengan cara hasil perairan yang ditangkap dapat langsung dibawa ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) agar langsung sampai pada konsumen dengan memerhatikan penanganan sanitasi dan higiene. Penanganan rantai pendek ini harus secara tepat dilakukan agar kemunduran mutu tidak terjadi dengan cepat sehingga dapat mempengaruhi harga jual hasil tangkapan. Rantai pendek ini dapat dilakukan dengan tetap menjaga rantai dingin saat terjadi distributor hasil tangkapan agar kesegaran tetap terjaga. Solusi lainnya adalah dengan mendirikan pabrik olahan hasil perairan di sekitar pelabuhan sehingga hasil tangkapan yang baru didaratkan bisa langsung mendapatkan penanganan dan proses olahan lebih lanjut.

Daftar Pustaka

Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil perikanan. 2007. Kebijakan dan program prioritas Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Powerpoint disampaikan dalam Rakornas Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2007. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar