EVALUASI STATUS ORGANOLEPTIK DAN BIOKIMIA
IKAN MAS (Cyprinus carpio, L.) PADA SUHU PENYIMPANAN
YANG BERBEDA
Kelompok 6
Rita Sahara
|
C34090015
|
Detti Pujiyanti
|
C34090016
|
Muhammad Rafiq W.
|
C34090044
|
Moch. Jamil Awal Saputra
|
C34090045
|
Nurokhmatunnisa’
|
C34090062
|
Margaretha Dominika W.
|
C34090064
|
I Wayan Darya Kartika
|
C34090077
|
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu bahan
makanan yang mudah membusuk (high perishable). Hal ini dikarenakan oleh kandungan kadar air
sekitar 70-90% dalam tubuh ikan yang
merupakan tempat perkembangbiakkan bakteri sehingga ikan sangat mudah rusak.
Hal ini dapat dilihat pada ikan-ikan yang baru ditangkap dalam beberapa jam
saja kalau tidak diberi perlakuan atau penanganan yang tepat maka ikan tersebut
akan cepat mengalami kemunduran mutu. Oleh karena itu penanganan dalam mencegah
terjadinya laju kemunduran mutu ikan dapat ditangani dengan menerapkan C3Q (Care,
Cool, Clean,
and Quick).
Ikan harus ditangani secara hati-hati dalam penanganan menggunakan
rantai dingin, bersih,dan secara cepat
(Irianto dan Giyatmi 2009).
Kesegaran ikan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dan harus menjadi perhatian utama dalam upaya
penanganan dan pengolahan hasil perikanan. Ikan dikatakan mempunyai kesegaran
yang maksimal apabila sifat-sifatnya masih sama dengan ikan hidup baik rupa,
bau, cita rasa, maupun teksturnya. Apabila penanganan ikan kurang baik maka
mutu atau kualitasnya akan turun (Junianto 2003).
Menurut Soekarto (1990) yang diacu dalam Sudaryani (2004), penilaian organoleptik
adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk mengungkapkan, mengukur, menganalisis,
dan menginterprestasikan reaksi-reaksi seseorang terhadap karakteristik pangan
atau bahan lainnya yang dinyatakan oleh penglihatan, perasa, peraba, dan
pendengar. Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap
produk. Metode sensori (organoleptik) relatif lebih murah dan cepat
dibandingkan dengan pemeriksaan laboratorium yang memerlukan banyak waktu dan
biaya. Metode ini dapat digunakan untuk membedakan secara kasar ikan yang busuk
dan ikan yang segar dengan melihat tanda-tanda pada tubuh ikan (Liviawaty
2001). Uji organoleptik dilakukan dengan melihat tanda-tanda kerusakan, seperti
perubahan tekstur, warna, bau, pembentukan lendir dan lain-lain. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada ikan selama uji organoleptik dapat diamati melalui parameter
penampakan, mata, insang, bau, lendir, tekstur dan daging (Hadiwiyoto 1993).
untuk melihat artikel lebih jelas dan lengkap download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar