Nama :
Rita Sahara
NRP :
C34090015
Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 2
1. Faktor apa yang menyebabkan konsumsi ikan
masyarakat Indonesia rendah?
2. Sebutkan komposisi ikan yang berperan
dalam meningkatkan kecerdasan dan kesehatan?
3. Jelaskan cara untuk meningkatkan
konsumsi ikan agar manfaat bisa dioptimalkan dalam mencerdaskan dan menyehatkan
bangsa?
Jawaban
1. Mengingat besarnya potensi perikanan yang negara
Indonesia miliki sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan
sumberdaya laut memiliki tingkat konsumsi ikan yang tinggi pula. Namun, hal ini
sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Negara kita masih rendah tingkat konsumsi ikannya
dibandingkan dengan Jepang. Sungguh sangat ironi. Negara kita yang kaya akan
ikan dan sumberdaya perikanan masih tertinggal dalam mengkonsumsi ikan bagi
masyarakatnya sendiri.
Beberapa
faktor yang menyebabkan masih rendahnya tingkat konsumsi makan ikan bagi
masyarakat Indonesia yaitu, adanya anggapan bahwa makan ikan itu identik dengan
kemiskinan. Mereka beranggapan bahwa makan daging merah (daging sapi, daging
ayam,dan lain-lain) jauh lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan
mengonsumsi ikan. Mereka gengsi memakan ikan. Padahal jika ditelaah ikan jauh lebih aman dan baik untuk dikonsumsi
mengingat kandungan gizi baik protein, lemak, mineral dan sebagainya. Selain
itu, juga adanya trauma bagi masyarakat yang baru pertama kali mengonsumsi ikan
yang tidak baik dalam keadaan (busuk)
sehingga setelah dikonsumsi ikan tersebut menyebabkan alergi atau gatal-gatal
pada kulit. Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat enggan dalam
mengonsumsi ikan lagi. Padahal jika
ikan tersebut baik dalam penanganan dan tidak dibiarkan busuk pasti rasa,
kualitas dan cita rasanya akan sangat berbeda. Penyebab lain
rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia adalah faktor harga.
Tingginya harga ikan yang kadang melambung tinggi membuat masyarakat enggan
membeli ikan sehingga mereka lebih memilih untuk mengkonsumsi bahan pangan lain
seperti tahu dan tempe yang dalam hal ini memiliki harga yang cukup ekonomis.
2. Bukan hal yang
asing lagi bahwa kandungan gizi dalam ikan sangat tinggi. Ikan kaya akan kadar
air, protein, lemak dan mineral. Kadar protein ikan segar atau olahan cukup
tinggi, seperti cakalang 24,2 persen, tuna 23,7 persen, bandeng 21,7 persen,
lemuru 20,2 persen, ikan mas 16 persen, pindang 27 persen, ikan asap 30 persen,
ikan asin 42-50 persen, udang segar 21 persen dan udang kering 62,4 persen.
Kandungan lemak ikan rendah, umumnya di bawah 5 persen. Bandingkan dengan
kandungan lemak ayam yang mencapai 25 persen. Ikan juga kaya akan kalsium,
fosfor, besi, Vitamin A dan B1. Salah satu komponen gizi yang
terkandung dalam ikan dan diduga berperan dalam meningkatkan kecerdasan ialah
Docosa-hexaenoic-acid (DHA), yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda berupa
rantai panjang Omega-3, terdiri dari 22 atom karbon, 32 atom hydrogen dan 2
atom oksigen (rumus molekul: C22H32O2).
Belakangan ini DHA dijadikan food
supplement, antara lain dicampur dengan susu bayi dan balita, susu untuk ibu
hamil, biscuit bayi, kapsul dn minyak ikan. DHA juga terdapat di dalam air susu
ibu (ASI), dengan demikian bayi yang disusui secara penuh (dua tahun) kebutuhan
DHA-nya sudah terpenuhi. Bagi orang yang terbiasa mengkonsumsi ikan, terutama
ikan air dingin seperti salmon, tuna dan mackerel kebutuhan DHA-nya juga sudah
terpenuhi dari ikan.
Berbagai hasil penelitian
menunjukkan, bayi yang mendapat ASI mempunyai IQ lebih tinggi dari bayi yang
tidak mendapat ASI. Bayi yang tidak mendapat ASI memiliki kandungan DHA yang
rendah dan bobot otak yang lebih ringan dibanding bayi yang diberi ASI. Sebagai
komponen pembentuk otak, DHA diperlukan mulai dari 3 bulan sebelum bayi lahir
sampai usia 18 bulan. Untuk bayi pre-term (berat badan rendah) sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi DHA. Untuk itu konsumsi ikan perlu lebih
ditingkatkan.
DHA merupakan asam lemak tak
jenuh yang bermanfaat untuk mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah
otak, jantung dan organ reproduksi pria. DHA sangat penting untuk perkembangan
otak, sekitar 60 persen dari seluruh asam lemak pada otak merupakan DHA. Selain
itu, DHA merupakan bagian penting pembentukan struktur membran pada bagian
belakang mata.
Bagaimana mekanisme DHA dalam
meningkatkan kecerdasan otak belum diketahui secara pasti. Namun fakta
menunjukkan, orang Jepang yang tingkat konsumsi ikannya lebih tinggi memiliki
rata-rata kecerdasan yang lebih tinggi. Ikan merupakan bahan pangan yang kaya
DHA. Selain itu bayi yang diberi ASI rata-rata lebih cerdas dibanding yang
tidak diberi ASI. ASI juga banyak mengandung DHA.
3. Kurangnya minat masyarakat dalam
mengonsumsi ikan, patut diberikan perhatian khusus. Harus diadakan suatu
program pemerintah yang mengajak
masyarakat agar menjadikan ikan sebagai menu utama dalam makanan mereka
sehari-hari. Dengan begitu masyarakat
lebih meningkatkan konsumssi ikan mereka tiap harinya. Pemerintah selayaknya mencanangkan
program makan ikan bagi masyarakat demi kebutuhan gizi mereka. Sebagai contoh
lainnya, kita mahasiswa yang bergerak dalam sebuah organisasi kemasyarakatan
khususnya bidang perikanan misalnya dengan melakukan suatu kampanye yang
bertema “Gemar Makan Ikan”. Dalam
acara ini, mahasiswa dapat memberikan suatu penyuluhan dan pemberitahuan pada
masyarakat betapa pentingnya dalam mengonsumsi ikan yang kandungan gizinya
tingg sehingga tmenumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi ikan. Karena
ikan sangat berperan dalam pembentukan kecerdasan otak anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar