BLOG FOR EDUCATED & KNOWLEDGE
Jadikanlah Blog Sebagai Media Pengetahuan dan Pembelajaran
Senin, 14 April 2014
Senin, 06 Februari 2012
@Karebosi |
Mie Titi neh apa...! |
@Karebosi 1 |
@Karebosi 2 |
@Karebosi 3 |
@Karebosi 4 |
@Karebosi 5 |
@Karebosi 6 |
@Karebosi 7 |
@Karebosi 8 |
This is about us (read : me and her). Yeahh.. the pictures were takken when we spend our holiday in Makassar. It was so interesting because we can get the sweet memories and capture some pictures for keepsake.
Senin, 05 Desember 2011
EVALUASI STATUS ORGANOLEPTIK DAN BIOKIMIA IKAN MAS (Cyprinus carpio, L.)
EVALUASI STATUS ORGANOLEPTIK DAN BIOKIMIA
IKAN MAS (Cyprinus carpio, L.) PADA SUHU PENYIMPANAN
YANG BERBEDA
Kelompok 6
Rita Sahara
|
C34090015
|
Detti Pujiyanti
|
C34090016
|
Muhammad Rafiq W.
|
C34090044
|
Moch. Jamil Awal Saputra
|
C34090045
|
Nurokhmatunnisa’
|
C34090062
|
Margaretha Dominika W.
|
C34090064
|
I Wayan Darya Kartika
|
C34090077
|
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu bahan
makanan yang mudah membusuk (high perishable). Hal ini dikarenakan oleh kandungan kadar air
sekitar 70-90% dalam tubuh ikan yang
merupakan tempat perkembangbiakkan bakteri sehingga ikan sangat mudah rusak.
Hal ini dapat dilihat pada ikan-ikan yang baru ditangkap dalam beberapa jam
saja kalau tidak diberi perlakuan atau penanganan yang tepat maka ikan tersebut
akan cepat mengalami kemunduran mutu. Oleh karena itu penanganan dalam mencegah
terjadinya laju kemunduran mutu ikan dapat ditangani dengan menerapkan C3Q (Care,
Cool, Clean,
and Quick).
Ikan harus ditangani secara hati-hati dalam penanganan menggunakan
rantai dingin, bersih,dan secara cepat
(Irianto dan Giyatmi 2009).
Kesegaran ikan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dan harus menjadi perhatian utama dalam upaya
penanganan dan pengolahan hasil perikanan. Ikan dikatakan mempunyai kesegaran
yang maksimal apabila sifat-sifatnya masih sama dengan ikan hidup baik rupa,
bau, cita rasa, maupun teksturnya. Apabila penanganan ikan kurang baik maka
mutu atau kualitasnya akan turun (Junianto 2003).
Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 3
Nama : Rita Sahara
NRP : C34090015
Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 3
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
penanganan hasil perairan ?
2. Sebutkan permasalahan yang
dihadapi dalam penanganan ikan di Indonesia, jelaskan dan bagaimana solusi menyelesaikan
masalah tersebut !
3. Bagaimana praktek penanganan
ikan di Indonesia ? Bagaimana tahapan-tahapan penanganan hasil perikanan
sebaiknya dilakukan ?
4. Dapatkah rantai penanganan ikan
di Indonesia diperpendek, jikalau bisa bagaimana caranya ?
Jawaban
1. Penanganan
hasil perairan merupakan cara yang dilakukan untuk mencegah, memperkecil
kerusakan ikan sejak diangkat dari air, selama penyimpanan di atas kapal,
pembongkaran, penjualan atau pelelangan dan distribusi hingga saatnya
dikonsumsi sebagai ikan basah atau sebagai bahan baku untuk industri pengolahan
atau pengawetan.
Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 2
Nama :
Rita Sahara
NRP :
C34090015
Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 2
1. Faktor apa yang menyebabkan konsumsi ikan
masyarakat Indonesia rendah?
2. Sebutkan komposisi ikan yang berperan
dalam meningkatkan kecerdasan dan kesehatan?
3. Jelaskan cara untuk meningkatkan
konsumsi ikan agar manfaat bisa dioptimalkan dalam mencerdaskan dan menyehatkan
bangsa?
Jawaban
1. Mengingat besarnya potensi perikanan yang negara
Indonesia miliki sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan
sumberdaya laut memiliki tingkat konsumsi ikan yang tinggi pula. Namun, hal ini
sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Negara kita masih rendah tingkat konsumsi ikannya
dibandingkan dengan Jepang. Sungguh sangat ironi. Negara kita yang kaya akan
ikan dan sumberdaya perikanan masih tertinggal dalam mengkonsumsi ikan bagi
masyarakatnya sendiri.
Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan
NRP : C34090015
Tugas Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan 1.
Pendapat saya mengenai UU No. 31 Tahun 2004.
Indonesia
memilki kekayaan laut yang begitu melimpah. Oleh karena itu untuk mengatur dalam pemanfaatan segala sumber daya alam yang terkandung
di dalam bumi kelautan Indonesia yang bisa dimanfaatkan guna kesajahteraan
masyaratnya, maka dibuat dan disusun sebuah UU No.31 tahun 2004 tentang
perikanan. UU no. 31 tahun 2004 inilah yang mengatur tentang segala maca permasalahan
yang berkaitan dengan perikanan negara Indonesia. UU ini dibuat untuk
mensejahterakan kehidupan bangsa Indonesia agar segenap warga Indonesia dapat
menikmati, mengolah dan mengembangkan kekayaan laut dan perikanan di negara
kita sendiri. Dengan melimpahnya sumber daya alam ikan yang ada di laut
Indonesia, seharusnya Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki
diversifikasi biota laut terbanyak dapat memanfaatkan kekayaan lautnya dan
protein hewani khususnya dari ikan-ikan laut dapat terpenuhi. Namun, nyatanya Indonesia belum bisa mencapai
tingkat kesejahteraan itu. Para nelayan masih banyak yang miskin, carut-marut
kehidupan mereka masih terlihat. Sumber
daya laut kita masih banyak yang belum secara maksimal dikelola. Jepang dengan
luas wilayah laut yang tidak lebih besar dari luas wilayah Indonesia malah
semakin merajai dan sangat mampu mencukupi kebutuhan protein dalam negeri
mereka sendiri.
Kamis, 01 Desember 2011
Karakteristik Kerang Darah (Anadara granosa)
KARAKTERISTIK
KERANG DARAH (Anadara granosa)
Rita
Sahara (C34090015)
Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Tanggal
: 24 Maret 2011
ABSTRAK
Kerang
darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang yang memiliki nilai
ekonomis dan kandungan gizi yang tinggi. Kerang darah kaya akan kandungan
protein dan mineral yang berpotensi dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat
Indonesia. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik preparasi kerang
darah, menghitung rendemen, laju kemunduran mutu, serta komposisi kimia
(analisis proksimat) kerang darah. Parameter yang digunakan dalam praktikum ini
antara lain berat total, lebar, panjang, tinggi, rendemen cangkang, rendemen
daging dan rendemen jeroan. Berdasarkan data yang diperoleh, yaitu berat total
(10,48±1,65) gram, panjang (3,22±0,24) cm, lebar (2,59±0,34) cm, tinggi (2,19±0,27)
cm, rendemen cangkang 67%, rendemen daging 14% dan rendemen jeroan 19%. Kemunduran
mutu yang terjadi pada kijing tersebut dapat dipengaruhi oleh suhu, ukuran,
kandungan bahan dan cara penanganannya.
Kata kunci : analisis proksimat, kerang
darah (Anadara granosa), morfologi, rendemen.
Karakterisasi Keong Macan (Babylonia spirata)
KARAKTERISASI KEONG MACAN (Babylonia spirata)
Rita Sahara (C34090015)
Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Tanggal : 11
Maret 2011
ABSTRAK
Keong macan (Babylonia
spirata) merupakan biota yang terdapat di perairan Indonesia yang belum
diteliti dan dimanfaatkan secara
maksimal. Keong macan merupakan salah satu komoditas gastropoda yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Tubuh di belakang kepala terdiri atas visceral, mantel
dan rongga mantel. Praktikum ini bertujuan mengetahui teknik preparasi keong
macan (Babylonia spirata), menghitung rendemen, laju kemunduran mutu,
serta komposisi kimia (analisis proksimat) keong macan. Parameter yang
digunakan dalam praktikum ini adalah rendemen baik daging, cangkang, maupun
jeroannyaa menggunakan uji organoleptik dan karakteristik meristik serta
morfometrik dari keong macan tersebut. Berdasarkan morfologi dan bentuk
meristik keong macan, nilai panjang rata-rata sebesar (38.17±4.71)mm, nilai tinggi
rata-rata sebesar (27.25±4.94)mm, nilai dari berat rata-ratanya sebesar
(21.04±3.02)mm sedangkan nilai berat total rata-rata yang diperoleh sebesar
(11.83±3.82)mm. Nilai rendemen dari jeroan adalah 15%, nilai rendemen dari
daging adalah 25% dan nilai rendemen dari cangkang adalah 65%. Analisis
proksimat pada keong macan berdasarkan metode kjeldahl yaitu diperoleh kadar
abu sebesar 1.40%, kadar air
sebesar 78.44%, kadar protein
17.38%, kadar lemak 0.44%, dan kadar karbohidrat yang diperoleh sebesar 2.34%.
Kata kunci : keong macan (Babylonia spirata,
morfologi, meristik, rendemen, kadar protein, analisis proksimat
Komponen Bioaktif Sotong (Sepia sp.)
KOMPONEN BIOAKTIF SOTONG (Sepia sp.)
Rita Sahara (C34090015)
Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Tanggal : 5 Mei 2011
ABSTRAK
Uji fitokimia merupakan suatu uji yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen bioaktif yang
terdapat pada sampel uji. Sampel uji yang digunakan dalam percobaan kali ini
adalah sotong (Sepia sp.). Dalam percobaan kali ini uji fitokimia yang
dilakukan meliputi uji alkoloid, uji steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin,
fenol hidrokuinon, Molisch, Benedict, Biuretdan Ninhidrin. Hasil pengujian
alkoloid diperoleh dengan menggunakan pereaksi Dragendorff, pereaksi Meyer dan
pereaksi Wagner menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya endapan mearh
bata atau jingga pada uji dragendorff,
endapan putih kekuningan pada uji Ninhidrin memberikan hasil positif pada uji
Meyer, dan endapan cokelat pada uji Wagner. Pengujian steroid menunjukkan hasil
positif dengan terjadinya perubahan warna dari merah menjadi biru/hijau.
Pengujian karbohidrat pada uji Molisch menunjukkan hasil positif dengan
terbentuknya warna ungu di antara lapisan asam sulfat pekat dan larutan sampel.
Hasil pengujian peptida dengan uji Biuret dan pengujian asam amino pada uji
Ninhidrin memberikan hasil positif dengan terbentuknya larutan warna ungu.
Kata kunci : alkoloid, asam amino, fitokimia, karbohidrat, peptida,
Karakteristik Cumi-Cumi (Loligo sp.)
KARAKTERISTIK CUMI-CUMI (Loligo sp.)
Rita Sahara (C34090015)
Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Tanggal : 11 Februari 2011
ABSTRAK
Cumi-cumi (Loligo sp.)
merupakan kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di
laut.Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti “kaki kepala”, hal ini karena
kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Cumi-cumi
merupakan salah satu komoditas perikanan yang memilki nilai ekonomis penting.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik preparasi cumi-cumi (Loligo
sp.) dan mengetahi rendemen, serta komposisi kiimia (analisis proksimat).
Parameter yang ukur antara lain berat total, panjang total, panjang badan,
lebar badan, rendemen daging, rendemen organ dalam, rendemen kepala, dan
rendemen cangkang. Berdasarkan data yang diperoleh, yaitu berat total 76,38±7,85
gr, panjang total 33,69±2,60 cm, panjang badan 11,91±1,27 cm, lebar 5,82±0,34 cm, rendemen daging 63,50±2,24%,
rendemen organ dalam 10,01±1,72%, rendemen kepala 24,65±3,83%, dan rendemen
cangkang 3,28±2,25%. Berdasarkan analisis proksimat cumi-cumi (Loligo sp.)
yang diperoleh yaitu kadar air 1,40%, kadar abu 78,42%, kadar protein 14,57%,
kadar lemak 1,45% dan kadar karbohidrat 4,16%. Cara menghambat laju kemunduran
mutu yaitu dengan penggunaan suhu dingin dan menghilangkan bagian jeroan
cumi-cumi.
Kata Kunci : Cumi-cumi ( Loligo sp.), kemunduran mutu, morfometrik, proksimat, rendemen.
Selasa, 29 November 2011
Beberapa Fakta Survei Tentang Facebook
Survei : 79 Persen Pengguna tak bisa Berpisah dari Facebook
Metrotvnews.com, Jakarta : Seberapa tergantungkan anda pada Facebook? Berapa lama anda bisa bertahan untuk tidak berinteraksi dengan facebook? Coed magazine, College Candy and Busted Coverage menggelar studi terhadap 2.500 orang. Hasilnya mengejutkan : 79 persen responden ternyata tidak bisa jauh-jauh dari Facebook. mereka mengaku tidak bisa berpisah seharian atau tidak memakai Facebook, baik lewat komputer atau perangkat mobile.
Langganan:
Postingan (Atom)